Sabtu, 07 November 2009

"ANGGODO DUTO" DI JAWA POS


“ANGGODO DUTO” DI JAWA POS

.

.

Membaca koran pagi Jawa Pos, hari ini, Minggu, 8 November 2009, di halaman depan kiri bawah, saya benar-benar terperangah. Di situ bertengger artikel tentang ANGGODO, yang idenya mirip dengan apa yang telah saya sampaikan ke milis ini sebelumnya. Yang membuat saya terperangah adalah, bahwa artikel di Jawa Pos itu muncul setelah saya sempat mengirim artikel saya tentang ANGGODO tersebut via email ke Jawa Pos sebelumnya (namun tidak di”released” oleh Jawa Pos). Hanya yang tertulis di Jawa Pos lebih lengkap karena dilengkapi oleh data perpustakaan yang memadai. Sementara artikel saya dibuat secara spontan, belum dibumbui dengan referensi-referensi pendukung, alias masih mentah yang muncul secara tiba-tiba dan spontan dari benak saya. Masih “raw article”.

Saya berharap apa yang ditulis di Jawa Pos dengan apa yang saya sampaikan di beberapa milis tersebut memang karena kesamaan ide saja, bukan penulis di Jawa Pos (yang mungkin secara kebetulan adalah wartawan Jawa Pos), mendapatkan ide setelah menerima email saya yang saya kirimkan ke Jawa Pos. Semoga saja. Karena memang ide yang sama itu kadang muncul pada beberapa orang yang berbeda. (Note: tulisan saya tentang ANGGODO itu sempat saya kirimkan ke 4 milis sekaligus, yaitu mailinglistamasby@yahoogroups.com, ama-dki@yahoogroups.com, quality-network@yahoogroups.com, dan secara terpisah juga saya kirimkan ke indokarlmay@yahoogroups.com) .

Ketika muncul ide untuk menulis tentang ANGGODO tersebut, pada awalnya saya ingin menulis secara panjang lebar dalam beberapa seri. Saya ingin melengkapi dengan referensi-referensi dari perpustakaan wayang yang saya miliki, namun tiba-tiba saja rasa malas untuk menulis kambuh. Yang hal itu sempat saya sampaikan di serial ANGGODO (Seri 2), sebagai pengantar atau jawaban untuk sahabat saya Bpk Yuki Wiyono yang bergabung di milis AMA-DKI. (ama-dki@yahoogroups.com), dan juga response untuk Mas Hari Sasongko di milis QUALITY-NETWORK (quality-network@yahoogroups.com), sehingga akhirnya penulisan saya hentikan sampai serial 2 saja.

Saya berpikir positip saja, dengan mengatakan, bahwa apa yang telah ditulis di Jawa Pos tersebut sebagai tambahan informasi pada Bpk Yuki Wiyono, yang sudah lupa tentang serial ANGGODO MBALELO, atau ANGGODO DUTO di serial epos RAMAYANA. Karena beliau memang pecinta wayang, namun karena beliau membaca serial wayang via komik ketika beliau masih kecil, bukan karena menekuni wayang kulit atau wayang orang semalam suntuk (benar kan Pak Yuki?) , maka sekarang beliau lupa. Nah tambahan informasi yang sempat Pak Yuki tanyakan via email tersebut (yang sempat Pak Yuki tanyakan via email ke saya di pengantar ANGGODO –Seri 2), dapat dibaca di Jawa Pos, yang muncul beberapa hari setelah artikel saya, saya kirimkan ke Jawa Pos sebelumnya.

Saya sama sekali tidak ingin mengatakan bahwa ide tulisan yang ada di Jawa Pos tersebut muncul, setelah membaca kiriman tulisan saya ke Jawa Pos sebelumnya (namun tidak dimuat). Itu hanya kesamaan ide saja, yang muncul secara bersama-sama dalam benak dua orang yang berbeda. Sehingga kedua isi benak yang telah menulis artikel tersebut baik via milis maupun via harian pagi, memang benar-benar telah menelurkan ide yang “original”, bukan salah satu di antaranya mengembangkan ide dari ide yang lain. Hikmahnya adalah, ternyata pecinta wayang itu masih banyak, meskipun jaman sudah berubah. Sehingga peristiwa masa kini dapat dicari referensinya dari epos pewayangan, apakah itu Mahabharata (Wayang Purwa), Ramayana, maupun Bharatayudha. Itulah yang dapat disarikan.

Semoga di kesempatan lain saya dapat menulis artikel tentang manajemen yang mengacu pada referensi dari dunia pewayangan. Karena untuk itu saya sedang menyiapkan buku tentang “FOLLOWERSHIP” (Kepengikutan), sebagai “balance” untuk “LEADERSHIP” (Kepemimpinan). Khususnya tentang “Visionary & Transformative Followership”. Selama ini dunia manajemen disesaki oleh “follower” karena yang namanya “leader” itu jauh lebih sedikit jumlahnya. Namun dunia manajemen penuh dengan literatur tentang “leadership”, sangat langka literatur tentang “followership”. Itulah perlunya “balancing”. Dengan “statement” tentang “followership” yang mengacu pada dunia pewayangan ini, saya hanya ingin menyampaikan ide, supaya jika di kemudian hari ada benak orang lain yang ternyata memiliki ide yang sama dengan ide saya ini, saya sudah lebih dahulu melangkah. Tentang “followership” ini sebenarnya sudah sering saya lontarkan berkali-kali selama beberapa tahun di berbagai kesempatan dan media, namun belum cukup “response”. Mungkin karena lebih menjanjikan kalau kita mendalami “leadership’ daripada “followership”. Padahal di dunia ini segalanya diperlukan “balancing”, supaya saling melengkapi. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada protagonis ada antagonis, ada indah ada buruk, ada cinta ada benci, dan sebagainya.

Tentu saja “strong & effective leadership” saja tidaklah cukup, karena harus diimbangi dengan “strong & effective followership”. Karena dari pengamatan saya, banyak kegagalan yang terjadi di Indonesia saat ini yang disebabkan oleh lemahnya followership.

Sekuat apapun leadership-nya tanpa kemampuan menerjemahkan (cascading atau deployment) atas visi, ide dan mimpi seorang leader oleh follower-nya untuk menjadi action plan, real goal & objective di tingkat operasional, maka visi, ide dan mimpi tersebut hanyalah akan tetap sebatas wacana saja.

Menurut penulis makna followership yang masih berkutat hanya pada teori-teori Five reasons to follow, yaitu tentang relasi antara leader-follower yang berkaitan dengan respect, trust, liking, support, dan ideas, tidaklah cukup. Meskipun ditambah dengan teori-teori tentang exemplary, alienation, conformist, pragmatist, passive (Kelly’s Model, 1992).

Menurut saya, “Followership” (Kepengikutan), adalah kemampuan untuk menerjemahkan atau melakukan “deployment” atau melakukan “cascading” atas mimpi, visi, misi dan ide-ide stratejik dari “leader” oleh “follower”-nya, sehingga benar-benar dapat menjadi “action plan”, dan dapat dilaksanakan secara operasional di lapangan secara visioner, efektif dan transformatif. Sehingga “goal & objective” benar-benar dapat tercapai.

Sebagai “leader”, Presiden, Gubernur, Bupati, Perusahaan, CEO, BOD dan sebagainya bisa saja menyampaikan atau memberikan ide atau mimpi atau visinya, namun sejauh manakah kesiapan birokrat, dan manajer sebagai “follower” untuk membawa visi itu “down to the earth’. Itulah sebenarnya yang sering terjadi di lapangan. Itulah ranah “followership”. Visi hanya tetap akan menjadi mimpi jika tidak dapat dioperasionalkan di lapangan secara tepat atau sesuai dengan visi, misi dan strateginya.

Salam.

ooOoo

======================================

KOMENTAR-KOMENTAR BEBERAPA SAHABAT :

1. Dari Mas Hari Sasongko

(milis: quality-network@yahoogroups.com)

Re: [quality-network] Anggodo (Seri 2)

Sabtu, 7 November, 2009 09:14

Dari: Pengirim ini DomainKeys-nya telah diverifikasi

Tambahkan Pengirim ke Kontak

Kepada:

ratmayaurip@yahoo.com

hehehe...agak kuciwa juga om ratmaya, namun agak terobati dengan jadi didapatkannya kembali alamat blog om ratmaya yang sempat hilang dari kompi saya.
btw, sekali lagi sukses selalu. ditunggu karya2nya yang semakin mencerahkan kehidupan...
brgds...

================================================

2. Dari Bpk David Sigit

(milis: mailinglistamasby@yahoogroups.com)

Re: [mailinglistamasby] "ANGGODO DUTO" di JAWA POS

Sabtu, 7 November, 2009 20:48

Dari: Tambahkan Pengirim ke Kontak

Kepada:

mailinglistamasby@yahoogroups.com

BELAJAR DARI SEJARAH...(JAS MERAH)

Begitu mudahnya negeri tercinta ini diadu ya Pak ? Kayak wayang kulit..dipertunjukk an di atas selembar kain yang bernama GEBER..!!! Kalo negeri ini mudah diadu diatas selembar kertas yang bernama DUIT...gak salah kalo suka dijajah 3,5 abad. Dan hanya manusia2 yang sadar (baca: pahlawan) yang mampu menjadikan negeri ini terbebas.... !! Tapi memang begitulah ..Because the World is grandstand for a part of theatrical..

================================================

3. Dari Bpk Yuki Wiyono

(milis: ama-dki@yahoogroups.com

Re: "ANGGODO DUTO" di JAWA POS

Sabtu, 7 November, 2009 21:49

Dari:

Pengirim ini DomainKeys-nya telah diverifikasi

Tambahkan Pengirim ke Kontak

Kepada:

"Ratmaya Urip" , mailinglistamasby@yahoogroups.com, ama-dki@yahoogroups.com, quality-network@yahoogroups.com

Cc:

inaqayla@yahoo.co.id, yunsopupami@yahoo.com, aslinaasnawi@yahoo.com, "Yuki cg_168" cg_168@yahoo.co.uk

Dear Pak Ratmaya,
Dunia pewayangan penuh dengan "wisdom" yang tidak kalah dengan "wisdom" serial Sun Tzu dsb nya.
Karena itu ide Bapak untuk menulis artikel management berdasarkan kisah2 dunia pewayangan akan sangat berarti dan memberikan sumbangsih besar terhadap dunia management di Indonesia.

Keluhuran dan kebijaksanaan Kresna misalnya, atau kesetiaan Wibisana terhadap Kurawa, bisa menjadi perlambang yang berguna bagi kehidupan.

Terimakasih Pak Ratmaya untuk pencerahannya.

Selamat berhari Minggu.

Wassalam,
Yuki Wiyono

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tidak ada komentar: