Minggu, 31 Juli 2011

Puisi-puisi Ratmaya Urip

Jika Aku Dapat Memilih Rahimku


(Tangis pilu bangsaku untuk Ruyati binti Saboti, yang terenggut nyawanya bukan karena kehendaknya. Meski berjuang demi hidupnya dan devisa bagi negara, namun tak ada budi dari negaranya, sehingga maut menjemputnya)

Jika aku dapat memilih rahimku

Pasti kan kupilih yang kuasa membekali cita dan cinta

Atau yang menjamin asa ‘tuk hidup bahagia

Jika aku dapat memilih rahimku

Kan kupilih yang dapat membekali hari esok

Untuk hidup penuh seronok

Dengan tembang yang indah penuh cengkok

Dan tentu saja yang bukan olok-olok

Jika aku dapat memilih rahimku

Tak ingin ku dapat bara panas menyengat

Yang membuat hidupku kesrakat atau sekarat

Dan membawa jiwa ragaku menjadi kiamat

Jika aku dapat memilih rahimku

Kan kupilih bukan penuh hari yang selalu gopoh

Yang terbirit kecut dari yang tak senonoh

Bukan pula yang merogoh goroh

Apalagi yang secuilpun tak menyisakan seloroh

Jika aku dapat memilih rahimku

Aku tak ingin hidup selalu bongkok atau bengkok

Apalagi berlumur borok yang bosok yang membuatku bonyok

Juga tak mau hidup terseok-seok

Nyatanya sejak pagi ayam berkokok sampai dini hari lagi masih terpojok

Tak peduli meski wedok atau denok

Di negeri orang yang meski penuh seronok

Namun penuh tohok, dan tonjok

Serta golok yang selalu siaga untuk menggorok

Jika aku dapat memilih rahimku

Kan kupilih yang membawaku hidup damai dan sejahtera

Yang setiap asa dapat bertabik mesra

Pada limpahan tahta dan harta

Yang dapat kutebarkan ke seluruh jelata

Supaya nestapa mereka menjadi sirna

Baka mereka menjadi fana

Jika aku dapat memilih rahimku

Pasti kupilih untuk fana dengan kereta, harta dan tahta

Yang selalu dijalanNYA

Yang nyata dan kebak pesona

Di tengah lambaian jelata yang ceria sepanjang masa

Dipeluk bahagia yang sejahtera

Jika aku dapat memilih rahimku

Tak ada benakku tuk mengutil uang negara

Atau korupsi dan merampok seperti yang kini merajalela

Pesta pora mengajak dosa mengundang laranganNYA

Menghardik perintahNYA

Namun rahimku adalah rahimNYA

Jalanku adalah jalanNYA

Untuk memilih pasti ku tak kuasa

Dan rahimku kini mengantarku ke gerbang baka

Rahimku telah membawaku tak pernah ada kidung

Karena selalu tertatih murung penuh busung dari kampung ke kampung

Dan terjerembab menuju pentung, pasung dan gantung

Yang bermuara pada kejamnya pancung

= == = = = = = == = =

Sidoarjo, 21 Juni 2011


ooOoo

Tidak ada komentar: