Kamis, 03 September 2009

Klinik Konstruksi 5 (Bagian 1)











GEOKIMIA TEKNIK SIPIL

Oleh: Ratmaya Urip*)

Mengingat kemungkinan diperlukannya program training, development & seminar untuk materi ini, terutama dalam rangka memberikan nilai tambah serta meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bagi tenaga pengajar maupun mahasiswa di perguruan tinggi, maka dengan ini kami ajukan Executive Development Program :

Peningkatan Kemampuan dan Pengetahuan Teknologi Semen, Teknologi Beton, Geokimia dan Ilmu-ilmu Pendukungnya, Berbasis Geokimia Teknik Sipil, bukan Berbasis Fisik-Mekanik (Mekanika Teknik).

Di samping itu, menurut kami, program ini dapat dilaksanakan juga bersama pihak-pihak lain yang terkait dalam bidang konstruksi seperti Owner proyek konstruksi, konsultan, kontraktor, industri bahan bangunan, dan lain-lain.

Adapun ketentuan-ketentuan untuk pelaksanaan program tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Ilmu Teknik Sipil dan Arsitektur untuk keperluan konstruksi adalah ilmu yang sudah tua, yang dimulai sejak adanya peradaban di dunia ini. Namun kegagalan-kegagalan konstruksi masih saja terjadi, yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan para pelaku pekerja konstruksi tentang teknologi bahan konstruksi, khususnya pengetahuan dan ketrampilan dalam bahan konstruksi yang berbasis semen dan beton, serta kimia tanah.

Sebagai contoh, adalah sering terjadinya kerusakan konstruksi jalan raya, yang secara menahun terus menerus terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Permasalahan tersebut selalu saja terjadi karena kurangnya pemahaman dunia konstruksi tentang geokimia, sehingga selalu saja kegagalan konstruksi hanya ditimpakan pada aspek-aspek fisik mekanik dan manajerial sebagai biang keladinya, seperti kelebihan beban gandar, banjir, kesalahan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi, kurangnya dana, miss-management, dan lain-lain. Padahal terdapat solusi lain yang termarjinalkan.

Selama ini pengetahuan dan kajian tentang teknologi semen dan beton serta tanah selalu diarahkan pada penggunaan-penggunaan dan kajian yang bersifat mekanik dan fisik, sehingga penggunaan-penggunaan dan kajian yang bersifat kimiawi menjadi tertinggal dan termarjinalkan. Padahal kegagalan konstruksi yang diakibatkan oleh kurangnya pemahaman tentang teknologi semen dan beton yang berkaitan dengan aspek-aspek kimiawi sering menyebabkan terjadinya kegagalan konstruksi.

Penggunaan teknologi semen dan beton secara holistik dan komprehensif yang menyangkut aspek-aspek mekanik, fisik, serta kimiawi maupun bakteriologis akan sangat membantu dalam memberikan solusi atas terjadinya kegagalan-kegagalan pada konstruksi.

Pemahaman dan pengetahuan teknologi semen dan beton berbasis pada kimia atau lebih tepatnya geokimia, sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan dalam dunia konstruksi. Di samping kemungkinan dapat dicegahnya kegagalan konstruksi, dan juga akan lebih memperkuat bangunan konstruksi serta untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan konstruksi

Untuk itu maka serangkaian materi program yang tergabung dalam Executive Development Program untuk Peningkatan Kemampuan dan Pengetahuan Teknologi Semen, Teknologi Beton dan Ilmu-ilmu Pendukungnya, Berbasis Geokimia Teknik Sipil, bukan Fisik-Mekanik (Mekanika Teknik) ini, diharapkan untuk menjawab masalah tersebut.

Adapun rangkaian programnya dapat dilaksanakan secara parsial (dipilih per judul secara mandiri seperti tertulis dalam butir 3 di bawah), maupun secara keseluruhan, dengan ketentuan-ketentuan seperti tersebut di bawah ini.

Materi program ini sangat diperlukan untuk para pekerja konstruksi tingkat madya ke atas (baik tenaga ahli di konsultan, maupun kontraktor), industri bahan bangunan berbasis geokimia (industri-industri semen, beton, mortar, baja, keramik, dan lain-lain), tenaga pengajar, peneliti, dan para pemerhati geokimia lainnya.

2. Nama Program

Nama program adalah Executive Development Program untuk Peningkatan Kemampuan dan Pengetahuan Teknologi Semen, Teknologi Beton dan Ilmu-ilmu Pendukungnya, Berbasis Geokimia, bukan Berbasis Fisik-Mekanik (Mekanika Teknik)

3. Substansi atau Materi Program

Program yang disampaikan adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada ilmu-ilmu berbasis kimia dari teknologi semen dan beton, sebagai berikut :

3.1 Teknologi Semen Tingkat Dasar Berbasis Geokimia (bukan Fisik-Mekanik)

(selama 2 hari efektif, dengan 7 jam efektif per hari)

Materi program ini meliputi pendalaman atas pengetahuan mengenai Teknologi

Semen secara komprehensif, mulai dari pengetahuan tentang bahan baku, proses, sampai produk akhir dalam pembuatan semen. Pendekatan yang disampaikan adalah pendekatan kimia yang dirancang khusus untuk dapat dipahami oleh para peserta yang masih belum memahami sama sekali tentang materi ini.

3.2 Teknologi Beton Tingkat Dasar Berbasis Geokimia (bukan Fisik-Mekanik)

(2 hari efektif)

Materi program ini meliputi pendalaman atas pengetahuan mengenai Teknologi

Beton secara komprehensif, mulai dari pengetahuan tentang bahan baku, proses, sampai produk akhir dalam pembuatan beton. Pendekatan yang disampaikan adalah pendekatan kimia atau geokimia, yang dirancang khusus untuk dapat dipahami oleh para peserta yang masih belum memahami sama sekali tentang materi ini. Teknologi Beton berbasis Fisik-Mekanik sudah sering kali disampaikan di berbagai seminar, kuliah dan pelatihan, namun Teknologi Beton berbasis pada Geokimia jarang sekali dilakukan. Sehingga materi ini akan dapat memperkaya pengetahuan tentang beton, yang pada gilirannya nanti akan banyak membantu dalam problem-solving-nya.

3.3 Aggregate (Batu pecah) Berbasis Geokimia (bukan Fisik-Mekanik)

(1 hari efektif)

Materi program ini meliputi pendalaman atas pengetahuan mengenai Aggregate

(batu pecah), sebagai salah satu bahan baku utama beton secara komprehensif dan holistik. Mulai dari pengetahuan tentang bahan baku, proses, sampai produk akhir dalam pembuatan aggregate (batu pecah), sampai pemanfaatannya dalam dunia konstruksi. Pendekatan yang disampaikan adalah pendekatan geologi, kimia atau geokimia, yang dirancang khusus untuk dapat dipahami oleh para peserta yang masih belum memahami sama sekali tentang materi ini.

Pengetahuan tentang aggregate (batu pecah) berbasis Fisik-Mekanik sudah sering kali disampaikan di berbagai seminar, kuliah dan pelatihan, namun pengetahuan tentang aggregate (batu pecah) berbasis pada geologi dalam hal ini ilmu geokimia jarang sekali dilakukan. Sehingga materi ini akan dapat memperkaya pengetahuan tentang aggregate (batu pecah) tidak hanya secara fisik-mekanik namun juga secara kimia, yang pada gilirannya nanti akan banyak membantu dalam problem-solving-nya.

Aggregate (batu pecah) adalah material yang sangat penting dalam pembuatan beton, di samping semen, air, dan admixtures. Penggunaan aggregate (batu pecah) dengan komposisi dan proporsi yang tepat dan benar akan akan memberikan manfaat berupa turunnya cement content, sehingga akan menurunkan biaya.

Materi ini juga akan memperkaya pengetahuan tentang aggregate (batu pecah) yang paling tepat dan murah untuk suatu konstruksi di suatu wilayah. Seperti pemilihan-pemilihan untuk : Basalt Group, Granite Group, Gritstone Group, Clastic Volcanic Group, Gabbro Group, Porphyry Group, Homfels Group (all thermally metamorphosed rocks except marble), Artificial Group (All slags, fly ashes, etc.), Limestone Group, Quartzite Group, Schist Group, dan Flint Group.

Semua berbasis pada Geokimia Teknik Sipil.

3.4 Pengantar Geokimia Teknik Sipil

(1 hari efektif).

Materi program ini meliputi pendalaman atas pengetahuan mengenai Ilmu Geokimia yang berhubungan langsung dengan aplikasinya di bidang teknik sipil atau konstruksi, khususnya sub-structure bangunan jalan, gedung, landas pacu, dermaga, bangunan air, dan lain-lain.

Saat ini kerusakan infrastruktur transportasi, seperti jalan dan jembatan sudah sangat menahun. Diperlukan biaya yang besar untuk rehabilitasinya. Kerusakan jalan yang menahun di berbagai wilayah di Indonesia belum juga ada tuntasnya. Untuk itu solusi yang tepat dan murah adalah dengan pendekatan geokimia di samping pendekatan fisik-mekanik.

Pengetahuan tentang geokimia, khususnya yang berkaitan dengan dunia konstruksi atau Geokimia Teknik Sipil, tidak diberikan dalam kuliah-kuliah di perguruan tinggi teknik khususnya bidang teknik sipil. Padahal materi ini merupakan salah satu solusi yang sangat penting dalam menjawab persoalan-persoalan di bidang teknik sipil. Sehingga materi ini akan dapat memperkaya pengetahuan para ahli dan para pelaku dunia konstruksi, yang pada gilirannya nanti akan banyak membantu dalam problem-solving-nya.

3.5 Fly Ash (Abu terbang): Mengapa Sebaiknya Dipakai Sebagai Bahan Tambahan untuk, Semen, Beton Siap Pakai, Genteng Beton, Hollow-brick, Paving-stone, atau Mortar

(1 hari efektif)

Fly ash adalah limbah hasil pembakaran batu bara. Jumlahnya sangat banyak, sebagai hasil pembakaran batu bata di PLTU. Namun pemanfaatannya masih belum maksimal. Pemakian Fly-ash akan dapat meningkatkan kinerja bahan bangunan yang memanfaatkannya, antara lain, memperbaiki workability, porosity, density, durability, ketahanan terhadap sulfat dan chlorida, serta mengurangi panas hidrasi, porositas dan impermeabilitas, reaksi alkali-aggregate, dan lain-lain. Sehingga akan membuat bahan bangunan yang memanfaatkan fly-ash akan meningkat kinerjanya.

3.6 Rigid Pavement (Jalan Beton), Kajian Secara Geokimia

(1 hari efektif)

Kerusakan jalan, di seluruh wilayah Indonesia sudah sedemikian mengkhawatirkan, karena selalu berulang setiap tahun. Biaya yang besar dikeluarkan untuk merehabilitasinya. Selama ini para ahli selalu menuduh, bahwa kerusakan jalan itu diakibatkan oleh beban gandar yang melewati daya dukung jalan, banjir, kurangnya anggaran, salah manajemen, kesalahan perencanaan atau pelaksanaan konstruksi, dan lain-lain. Yang semuanya berbasis pada aspek fisik-mekanik. Padahal ada satu solusi yang selama ini selalu dianaktirikan dan dimarjinalkan, yaitu dengan pendekatan geokimia pada pelaksanaan konstruksi dan rehabilitasinya.

Materi program ini akan menjelaskan seluruh aspek rigid pavement dari kajian dan pendekatan geokimia, satu solusi yang hampir tidak pernah dilakukan oleh para ahli konstruksi.

Pengetahuan tentang geokimia, khususnya yang berkaitan dengan dunia konstruksi atau Geokimia Teknik Sipil, tidak diberikan dalam kuliah-kuliah di perguruan tinggi teknik khususnya bidang teknik sipil. Padahal materi ini merupakan salah satu solusi yang sangat penting dalam menjawab persoalan-persoalan di bidang teknik sipil. Sehingga materi ini akan dapat memperkaya pengetahuan para ahli dan para pelaku dunia konstruksi, yang pada gilirannya nanti akan banyak membantu dalam problem-solving-nya.

3.7 Type-type Semen dan Aplikasinya dalam Konstruksi (Berbasis Geokimia)

(1 hari efektif)

Materi ini akan memberikan pengetahuan tentang type-type atau jenis-jenis semen. Sekitar 20 jenis semen akan diperkenalkan, dan akan dijelaskan pemanfaatannya secara rinci untuk pelaksanaan konstruksi secara luas.

Diharapkan para peserta program iniakan dapat memiliki pengetahuan yang cukup dalam memanfaatkan material semen sesuai dengan peruntukannya, sehingga tidak akan terjadi malpraktek dalam dunia konstruksi.

3.8 Ilmu Gradasi

(1 hari efektif)

Aggregate (batu pecah) adalah material yang sangat penting dalam pembuatan beton, di samping semen, air, dan admixtures. Penggunaan aggregate (batu pecah) dengan komposisi dan proporsi yang tepat dan benar akan akan memberikan manfaat berupa turunnya cement content, sehingga akan menurunkan biaya.

Materi ini juga akan memperkaya pengetahuan tentang aggregate (batu pecah) yang paling tepat dan murah untuk suatu konstruksi di suatu wilayah. Seperti pemilihan-pemilihan untuk : Basalt Group, Granite Group, Gritstone Group, Clastic Volcanic Group, Gabbro Group, Porphyry Group, Homfels Group (all thermally metamorphosed rocks except marble), Artificial Group (All slags, fly ashes, etc.), Limestone Group, Quartzite Group, Schist Group, dan Flint Group

3.9 Cement-Based Treatment Versus Calcium-Based Treatment untuk

Solidifikasi Tanah Lempung Ekspansif (Berbasis Geokimia)

(1 hari efektif)

Materi ini akan memberikan pengetahuan tentang pemadatan atau solidifikasi tanah jelek (lempung ekspansif) dengan pendekatan kimia (Geokimia), dengan bahan-bahan dari tanah dengan unsur kimia tertentu yang ada di sekitar lokasi proyek konstruksi. Sehingga akan memudahkan proses pemadatan tanah dan menurukan biaya konstruksinya.

Selama ini pemadatan tanah selalu dengan pendekatan fisik-mekanik, dengan menggunakan tiang pancang, geo-textile, geogrid, sand-drain, dan lain-lain. Dengan pendekatan Cement-Base Treatment atau Calcium-Based Treatment yang berbasis geokimia, akan memberikan alternatif yang kemungkinan besar lebih baik hasilnya dan lebih murah biayanya, daripada yang berbasis fisik-mekanik.

3.10 Substitusi Semen Type II atau Semen Type V dengan PPC atau SBC

(1 hari efektif)

Semen Type II dan Type V, hanya diproduksi dengan jumlah terbatas oleh industri semen karena alasan utilitas pabrik yang lebih berat untuk produksi semen Type I. Sehingga sering terjadi kelangkaan semen Type II dan Type V. Sering kali, semen Type II dan Type V hanya diproduksi berdasar pesanan dalam jumlah besar untuk proyek-proyek konstruksi besar karena alasan utilitas dan efisiensi. Sehingga lebih banyak terjadi kelangkaan semen Type II dan Type V di pasar. Untuk mengatasi masalah tersebut, solusinya dapat dilakukan dengan substitusi dengan menggunakan jenis semen yang lain, seperti semen PPC atau semen SBC. Bagaimana penjelasannya untuk pihak-pihak yang terkait serta bagaimana caranya supaya dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan manajerial, maka materi progam ini akan dapat menuntaskan masalah yang ada.

4. Tujuan dan Sasaran Program

· Tercapainya standar dasar kemampuan bagi setiap peserta Executive Development Program untuk berkiprah di dunia konstruksi secara tepat, baik, benar, holistik, komprehensif, dan berkesinambungan berbasis pada materi program. Karena telah dibekali dengan pengetahuan yang tidak hanya berbasis fisik-mekanik, namun juga berbasis geokimia.

· Tercapainya peningkatan nilai tambah bagi proses dan produk-produk jasa konstuksi, dengan efektifitas dan efisiensi yang diperoleh dari pemahaman atas program ini.

· Tercapainya kondisi dimana ilmu pengetahuan tentang semen, beton, dan tanah yang berbasis atau mempunyai perpektif ilmu pengetahuan kimia (geokimia) tidak termajinalkan lagi di dunia konstruksi. Dengan kata lain, solusi pendekatan geokimia dalam permasalahan di dunia konstruksi dapat menjadi alternatif baru dalam penyelesaian masalah, di samping pendekatan-pendektan lain yang sudah ada sebelumnya, yaitu pendekatan-pendekatan fisik-mekanik dan manajerial.

5. Manfaat Program

· Setiap peserta program Executive Development Program akan dapat memiliki tambahan pengetahuan tentang hal-hal yang disampaikan dalam materi program.

· Setiap peserta program Executive Development Program akan dapat memahami dan mengaplikasikan secara langsung materi program dalam pelaksanaan kerja sehari-hari di dunia konstruksi.

· Memberikan alternatif solusi bagi permasalahan yang ada di dunia konstruksi, dengan pendekatan baru, yaitu pendekatan geokimia, di samping pendekatan fisik-mekanik dan manajerial yang sudah ada sebelumnya.

· Memberikan nilai tambah bagi dunia konstruksi.

6. Waktu Pelaksanaan program

· Program ini dapat dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.

7. Professional Fee

· Akan disampaikan atas permintaan.


( BERSAMBUNG KE KLINIK KONSTRUKSI 6)

Tidak ada komentar: