Senin, 28 Februari 2011

Prosa Kecil tantang Kehidupan

Catatan tentang Foto:
Ombak sepanjang perjalanan Tanjung Pinang - Batam di suatu sore


Prosa Kecil tentang Kehidupan

Oleh: Ratmaya Urip

Hidup ini seperti ombak yang bergelora di belakang perahu. Sejenak bergelora, dinamis dan turbulent karena sibakan lunas yang membelah air...namun kemudian laut kembali tenang seolah tidak pernah ada perahu yang lewat...begitu tenang, nyaman dan laminer...hanya ada angin laut sumilir yang mendendangkan kidung pagi atau tembang petang. Sekali-sekali memang terjadi badai...namun tidak akan terjadi selamanya

Tanjung Pinang - Kepulauan Riau, 18 Februari 2011


Diskusi

Menanggapi ”Prosa Kecil tentang Kehidupan”

Setelah saya melemparkan tulisan yang berjudul ”Prosa Kecil tentang Kehidupan”, ke beberapa milis, di antaranya milis ”The Managers”, AMA-Surabaya,Indokarlmay, Quality-Network dsb, kemudian muncul Diskusi yang cukup panjang dan menarik. Beberapa kawan di milis ”The Managers” dan milis AMA-Indonesia memberikan ulasannya sebagai berikut:

1. Bpk. Sugeng Triyono

dari milis The Managers, memberi ulasan sebagai berikut:

(From: "sugengtriyono@yahoo.com", Sent: Tue, March 1, 2011 5:14:35 PM)

“Pak Urip, mohon maaf apa yaaa message yang akan di sampaikan ? Apakah hanya gelora hati ? Tks”.

2. Bpk Heriyanto Notoseputro

dari milis The Managers memberi komentar sbb:

(From: Heriyanto Notoseputro, Date: Tue, 1 Mar 2011 04:19:35 -0800 (PST)

Pak Sugeng.
Saya suka dgn prosa kecil pak Urip ini, buat saya beliau ingin memberikan insight hidup yg penuh dinamika ini...dan berani hidup mesti berani menghadapi dinamikanya......saya suka kalee y....

dan saya sadar bahwa tidak semua yg ditulis disini tidak selalu 'nuju prana' setiap,hati kita .. tak selalu klik dgn kita.....tapi inilah proses kehidupan, kita mesti menyikapi bw dilingkungan kita ada yg sedang tumbuh, ada yg sudah berkembang, semuanya benar, kadang kita pada posisi sudah lebih tahu kadang kita mesti sabar menunggu pertumbuhan kita agar bisa 'klik' dgn mereka yg ilmunya, pengalamannya, jam terbangnya lebih banyak yang kadang juga beda dimensi........dan saya memang di posisi yg mesti banyak merenung dan belajar dari pak Urip dan banyak rekan milist manager ini yg jauh lebih muda dari saya.

Just for insight pak....semoga berkenan...

Heriyanto N.

3. Saya, Ratmaya Urip,

(ratmayaurip@yahoo.com, Date: Tue, 1 Mar 2011 13:50:15 +0000)

kemudian me-response tulisan Bpk Heriyanto N. sbb:

Pak Heriyanto Yth,

Interpretasi Bpk jg tepat.
Diam2 ternyata Bpk sekaliber Alm. HB Jasin ya? Ck.ck.ck...saya harus berguru dalam ilmu kritik sastra dr Bpk nih...he.he.he..!

Oh, ya....prosa tsb salah satu yg lahir dlm perjalanan Tanjung Pinang - Batam dengan kapal cepat.

Kebetulan saya duduk di buritan kapal, sehingga sambil corat coret meniti kata...saya menikmati dinamika ombak yg tercipta karena terbelahnya air diterjang haluan kapal, serta putaran baling2 di buritan.

Foto ombaknya sempat saya ambil gambarnya. Begitu indah dan dinamis. Jika Bpk ingin melihat, silakan buka blog saya.

Dalam 1 jam menyeberang Selat Bintan saya menyusun 4 puisi dan 2 prosa.

Baik...trm kasih...salam

Ratmaya Urip

4. Bpk. Sugeng Triyono

kemudian menambahkan catatan:

Yth Pak Urip.

Dalam skala yang lebih kecil, maka laut tidak dalam kondisi tenang, selalu ada gelomabng.

Dalam skala yang lebih besar, misalnya di lihat dari satelit maka laut akan menjadi lebih tenang.

Dalam skala galaksi, maka bumipun seperti noktah kecil yang kusam.

Dalam skala galaksi cluster, apa yang bapak bicarakan tidak ada, invisible.

So ....
Saya belum dapat pesan yang ingin bapak sampaikan, kecuali rangkaian kalimat yang berbunga - bunga.

Mohon maaf.
Sugeng Triyono.

5. Saya, Ratmaya Urip

kemudian memberi penjelasan untuk Bpk. Sugeng Triyono sbb:

LIMA C ( 5-C )
Oleh: Ratmaya Urip

Yg saya hormati dan cintai Bpk Sugeng di manapun berada,

Bapak bukan hanya hebat namun dahsyat.

Saya benar-benar menikmati Fisolofi Bpk. Saya memberikan apresiasi yg tinggi utk Bpk.

Setelah kajian2 yg bersifat Operasional, Taktikal dan Stratejik...kini bak meteor Bpk hadir menyemarakkan milis dlm kajian yang Filosofis. Jadi lengkap sudah milis ini, karena ternyata ada sparing partner spt Bpk yg berpola pikir FILOSOFIS. Benar2 suatu kebanggaan dan saya tersanjung dengan masukan Bpk.

Supaya sistematis dan komprehensif dan integrated maka di bwh ini saya akan menyampaikan pendapat saya. Mohon koreksinya jika saya salah.

1. Pd dasarnya saya selalu memilih kata dan data yg menurut saya tepat dan benar dalam menulis dan berbicara. Apalagi jika itu disajikan di ruang publik seperti milis ini.

Saya selalu berpedoman pd 5-C. Yaitu "Content-Context-Container-Constraints-Communicative". Itu adalah acuan Filosofis saya...kemudian baru saya jabarkan menjadi yg lebih Stratejik-Taktikal maupun Operasional. Maaf, jurus 5-C yg merupakan jurus utk Public Speaking Writing dalam setiap saya "appear" ini sebenarnya jurus saya yg selama ini saya "hide" krn merupakan jurus pamungkas..he.he.he. Namun krn Bpk demikian dahsyat dan saya mencintai milis ini maka saya share-kan di sini. (Namun maaf hak cipta dilindungi undang2. Namun jika ini akan dipergunakan anggota milis...silakan saja..demi kehidupan). Saya berusaha utk tidak pelit utk sharing yg saya kuasai...krn Allah SWT pasti akan memberikan yg lebih baru.

Teori dan praktek harus balance, itulah mengapa saya punya Kredo atau Pemeo yg bbrp kali saya released di milis ini, yaitu: "Teori tanpa Praktek itu Omong Kosong, sementara Praktek tanpa Teori itu Ngawur".

Mari kita mulai dg Acuan Filosofis saya 5-C

1.1. CONTENT

Dlm hal CONTENT saya selalu berusaha agar mengetahui, content-nya dibutuhkan apa tidak dlm lingkungan dan event apapun, termasuk milis ini. Juga content-nya pas apa tidak dengan lingkungan yg akan kita masuki. Saya amat tdk suka jika dalam suatu lingkungan, audiences hanya mengelu-elukan atau memberi apresiasi bahkan memberi "standing ovation" pd ide saya. Utk "balancing" saya selalu menunggu ide lain meskipun itu berseberangan.

Nah...selama ini saya terlena krn Bpk2 dan Ibu2 di milis ini terlalu baik dan sangat santun. Bbrp members memang memberi apresiasi sebagian abstain...namun tdk ada yg seperti Bpk, to the point berseberangan dengan ide saya. Itu saya perlukan spy ada pengayaan bagi wawasan dan pengetahuan saya. Juga supaya saya tdk terlena dan arogan serta tidak dianggap mau menangnya sendiri atau malah dianggap "sok pinter". Saya memberikan kontribusi dlm milis ini semata2 utk sharing atau "menjajakan" ide2. Jika diterima syukurlah. Jika tdk diterima krn ada yg lebih baik...ya silakan. Ibarat marketing, jk jualan tdk laku kan mesti introspeksi diri...dimana kekurangan saya...utk dilakukan continual improvement.

Saya sdh beberapa saat hadir di milis ini...dan mulai "menjajakan" ide2 orisinil saya, setelah saya benar2 memahami "karakter" milis ini.

Dari bbrp observasi saya kemudian memasukkan CONTENT yg menurut saya pas dg "karakter" milis ini. Mohon maaf kpd members jika saya salah dlm mengemas Content saya. Yang pasti saya sdh berusaha agar Content-nya sesuai.

1.2. CONTEXT

Dalam hal Context, saya selalu mencari relation yg up to date.

Sehubungan dengan tulisan saya "Prosa Kecil untuk Kehidupan", saya melontarkan suatu filosofi. Context-nya berawal dr banyaknya bencana di Indonesia ini. Mulai dr Tsunami Aceh-Mentawai, Gempa Yogya-Padang-Tasik, Wasior-Merapi dll. Supaya kita tdk terlalu tenggelam dalam kedukaan yg berlarut2 krn kehidupan masih panjang..marilah kita bangkit. Prosa tsb konteksnya demikian.

Saya sangat merasakan penderitaan akibat bencana tsb, karena saya lahir sampai kuliah di Yogya. Saudara banyak di sana. Ketika terjadi gempa Yogya saya harus pontang panting membantu kakek, nenek, om, tante, keponakan, dll secara moril dan materiil. Prosa saya tsb, sedikit untuk mengilustrasikan diri saya sendiri spy cepat bangkit dan jangan terus2an cengeng. Juga kpd para korban. Demikian juga ketika terjangan awan panas kemarin memorakporandakan tanah kelahiran saya.

Jadi itulah CONTEXT-nya.

Context lainnya adalah satire atas fenomena Indonesia akhir2 ini.
Ribut2 tentang Century, travel cek, Gayus, Crop circle, Nurdin Halid,dll ...itu hanya gelombang atau badai sesaat saja. Krn dari pengalaman akan menguap begitu saja krn jarang yg tuntas. Rakyat sering melupakan seiring berjalannya waktu krn opininya tdk sampai ke yg hakiki atau filosofis.
Krn opininya terbentuk oleh perkasanya informasi dr media.
Kalau kita kan inginnya benar2 tuntas.

Itulah Context kedua

1.3. CONTAINER

Sebagus apapun Content dan Context-nya tanpa kemasan atau CONTAINER yg bagus, kuat dan menarik...maka tidak akan laku.

Container yg saya pergunakan dlm tulisan saya memiliki karakter dan performance spt apa yg dinikmati oleh members spt sekarang ini. Yaitu berupaya untuk santun, cerdas, solutif, kreatif, arif, berkualitas dll. Jika tokh members mengangapnya kampungan, tidak berkualitas atau tidak ada manfaatnya saya juga wajib menerima. Yg penting saya sdh berusaha. He.he.he..maaf kalau saya GR.

Saya sdh berusaha memberikan Container yg karakter dan performance-nya menyesuaikan dg milis ini. Maka ketika saya lupa mencantumkan nama di bagian bawah, sehingga kemudian ditegur Pak Rky saya merasa bersalah krn saya melanggar komitmen, meskipun krn saya benar2 lupa. Pdhl nama saya sdh ada hanya letaknya di bawah judul tulisan.

Krn prinsip "kualitas" adalah memenuhi standar yg ditetapkan, yaitu peraturan milis...maka saya sudah bisa disebut "tidak berkualitas" krn tdk memenuhi standar milis, dengan melupakan menulis nama jelas saya di bag bwh tulisan.

1.4. CONSTRAINT

Setiap kita bertindak, wajib ada Constraint-nya. Di antaranya culture, value, etika, dll.

Demikian juga materi yg saya sampaikan, meskipun Content, Context dan Container bagus, sesuai dan menarik, namun tanpa memahami Constraint-nya akan menjadi bumerang di kemudian hari. Tanpa Constraint saya akan melewati batas2 kepatutan...yg akan membawa kita ke bencana permanen bagi saya.

1.5. COMMUNICATIVE

Ke-empat C di atas akan efektif dicerna oleh audiences jika kita mahir dalam public speaking writing. Utk itu kita harus Communicative. Nah...yang satu ini memang perlu skills khusus. Namun bisa dipelajari. Jangan takut dengan peribahasa kuno: "tong kosong nyaring bunyinya" atau juga "air beriak tanda tak dalam". Yang penting jangan lalu "buruk muka cermin dibelah".

Suara nyaring di jaman sekarang ini sangat diperlukan, karena ide kita tdk akan laku jika kita tdk nyaring dlm menyuarakan. Asal kelima C ini dijalnkan.

Juga kita perlu "beriak" krn kalau tdk, tdk ada yg memperhatikan...asal berpedoman pd 5-C di atas.

2. Ttg masukan Bpk:

2.a. Laut memang bergelombang meski kecil.

Ya itu saya sepakat krn gelombang meski kecil menyimbolkan dinamika jadi tdk statis. Tapi kan tdk membahayakan kehidupan sebagaimana dengan badai yg pasti akan datang meski kemudian berlalu. Juga badai tdk setiap tempat "magnitude" nya sama krn kondisi
geografisnya. Di Teluk Mexico dan Asia Timur badainya besar sekali. Ada Badai Katrina, karina, dan Ike. Badai saja kok diberi nama bagus ya Pak,pdhal merugikan. He.he.he..

2.b. Saya sepakat dengan statement Bpk, tentang kondisi laut jika dilihat dr awang2. Atau Bpk menyebutnya dr satelit dan galaxi.

Tapi kan harus sesuai dengan content, context, container dan constraint-nya. Jika kita selalu skeptis dan pesimis terhadap problem di bumi dengan melihatnya dr jauh dr awang2 bukan malah
mendekat...kan tdk tahu persoalannya.

Kita tdk akan dpt menyelesaikan masalah kehidupan dr awang2. Kita malah harus lebih membumi. Justru manusia menciptakan mikroskop, teleskop, stetoskop itu utk lebih mendekatkan pd obyek bukan malah menjauhkan. Empati dan humaniora akan tiba jika kita mendekati...atau membumi bukan malah melihatnya dr jonggring saloko atau awang2.

Apapun masalahnya termasuk semua C-5 yg telah disampaikan teman2 anggota milis tdk akan ada artinya sm sekali jk semua dilihat dr awang2...bukan malah membumi.

Kasihan Owner, Moderators dan member yg telah bersusah payah membangun milis ini krn dr awang2 tdk ada artinya. Pdhal kalau kita mau mendekat atau membumi, ternyata banyak masalah yg perlu dicari solusinya.

Manusia Indonesia sekarang suka kekerasan dan tdk humanis lg krn memandang segala sesuatu dr jauh.
Dari jauh memang apapun tdk dpt dilihat shg tdk ada getaran empati atau humanisme.

Google Earth justru ingin melihat bumi lebih jelas dg kamera ber-resolusi tinggi spy bisa mendekat shg bs memberi solusi

Contoh lain, foto dr satelit atau dr awang2 bagi geolog diperlukan namun untuk pendugaan awal cadangan mineral atau migas. Namun utk detailnya geolog harus membumi dengan survey lapangan spy solutif.

Ahli biologi jg mendekat ke obyek penelitian dg mikroskop shg kuman2 bisa tampak bukan malah menjauh.

Saya suka juga melihat dr awang2 juga meski tdk dpt dijadikan referensi detail bagi pekerjaan2 engineering.

Manusia selamanya tdk akan dpt melihat dr awang2 kecuali menggunakan alat bantu khusus.

Yang dapat melihat dari awang2 hanyalah Allah SWT. Krn
"Asmaul Husna" yg dalam konteks ini adalah: Yaa Malik, Ya Muhaimin, Ya 'Aziiz, Yaa Jabbaar, Ya Mutakabbir, Yaa Khooliq, Ya Baari-u, Yaa 'Aliim, Yaa Samii', Yaa Bashiir, Yaa Khobiir, dsb.

2.c. Jika Bpk belum mendapat pesan yg saya sampaikan atas Prosa Kecil saya...wajar saja dan saya maklum krn Bpk tdk melihatnya dr Bumi kita tapi dr awang2 seperti yg Bpk tulis. Sementara temen lain, contohnya Pak Heriyanto justru melihatnya dr dekat sekali bukan dr awang2. Perbedaan cara pandang yg sulit dipertemukan krn beda sudut pandang. Biarlah Bpk tetap melihatnya dr awang2, sementara dan beberapa temen tetep membumi. Siapa tahu ada yg sependapat dg Bpk.
Kita tdk usah berdiskusi sambil mulut kita berbuih, krn perbedaan sudut pandang sulit dipertemukan
Biarlah masing2 anggota milis yg mencernanya sesuai dg sudut pandang masing2. Apakah ada manfaatnya atau tidak.

Apalagi anggota milis mayoritas adalah profesional dr aspek Operasional. Kasihan jika harus diganggu dg yg Filosifis.

2.d. Bpk menyampaikan, bahwa Bpk hanya memperoleh rangkaian kalimat yg berbunga2 atas Prosa Kecil saya.

Kalimat tsb adalah CONTAINER saya utk memberikan DIFERENSIASI dan POSiTIONiNG saya dalam rangka penetrasi untuk PERSONAL BRANDING saya.

Apa salahnya dg kalimat berbunga2 ? Kan lebih baik drpd kata2 kotor dan menghujat?

Juga kasihan pd P. Huang, P. Rky, P. Krishnamurti, P. Harry, P. Nurhadi, P. Heriyanto, dan lain2 yg selama ini berkontribusi dg kalimat2 penyejuk yg bijak, pdhal itu adalah karakter beliau yg kuat.

Juga jika kalimat yg indah dilarang paatilah Komite Hadiah Nobel akan melikuidasi Perebutan Hadiah Nobel utk Kesusastran.

Hemingway, J Paul Sastre, Boris Pasternak, Chairil Anwar, St Takdir Alisyahbana, WS Rendra, Taufik Ismail pasti akan sedih krn kehilangan karakternya utk dapat selalu menulis yg indah.

Saya sendiri juga sedih krn tdk dpt lagi meniknati dialog2 indah seperti yg ada dalam film "Only You" dr Helen Hunt, "Walking in the Clouds" dr Keanu Reeves dan "Letters to Juliet".

Saya tdk tahu nantinya karya Shakespeare mesti diapakan krn kata2nya terlalu indah.

Demikian trm kasih Bpk atas koreksi dr Bpk.

Salam hangat

Ratmaya Urip

2 komentar:

didith mengatakan...

Saya suka tulisan bapak karena bapak memahami apa yang bapak tulis, bukan sekedar menulis apa yang bapak ketahui...

Sugenk mengatakan...

Terima kasih Pak Didith. Semoga tidak bosan memahami tulisan saya. Salam hangat. Ratmaya Urip.