Minggu, 03 April 2011

Kidung tentang Nusaku


Kidung tentang Nusaku

Oleh: Ratmaya Urip*)



Hari-hari yang merambat meniti masa

Yang selalu berangkat di ufuk pagi dan kembali di esok hari sepanjang waktu

Nusaku tak pernah henti terkoyak ngeri

Menyongsong mati

Menuju kiamat


Koran, televisi dan indera anak negeri

Tak pernah basi ‘tuk bergunjing tentang korupsi

Oleh politisi, birokrasi, pelaku usaha dan semua saja yang laknat dan khianat

Dari pelosok negeri sampai ke pusat nusa

Yang membuat semua semakin sekarat


Pagi, siang, malam sampai dini hari lagi

Hari-hari terisi gegap anarki penuh agni yang terobsesi pada punagi

Sudut kota dan temaramnya desa berguncing tentang perkosa

Karena binalnya perilaku dukana dan narkoba


Pagi, siang, malam sampai dini yang kembali tiba

Kisah lain berganti

Tentang saratnya anak nusa yang merintih dan tertatih di lain negeri

Yang mengais rejeki

Meski sampai mati oleh tangan majikan ‘tuk sesuap nasi

Dalam gelegar berita yang gempar

Di tengah nestapa bangsa karena pesta bencana yang enggan untuk usai

Yang selalu temaram kelam dalam rintih


Meski semua itu tak ada yang pernah menjadi sejarah

Selalu terhempas di keranjang sampah menuju basi dan baka

Karena luntur dan masuk kubur oleh kuasa yang makmur

Yang selalu bertabik pada khianat

Yang tak pernah lekang menggendong kuasa dengan menabur kepeng

Korupsi, perkosa, anarki, bencana, bejatnya moral, dan miskin yang tak pernah mau henti

Memang menjadi tembang atau kidung bagi hari-hari

Untukmu negeri

Yang tak pernah ada muara nikmat ‘tuk ujung yang pasti

Bagi anak nusa

Rintik rejeki tak pernah tiba bak kemarau panjang di padang kerontang

Kapan gelap dan pengap ini kan berakhir?

Apa harus menunggu kiamat yang memang sudah dekat?

Apa karena murka Yang Maha Kuasa?

===========================

Sidoarjo 1 April 2011


Tidak ada komentar: