Sabtu, 30 Mei 2009

Julia Perez, pada Suatu Siang di Suatu Tempat

Note: JULIA PEREZ, dalam berbagai action dengan mengenakan jilbab. Ternyata bisa juga ya? Kenapa tidak dibiasakan?


JULIA PEREZ,

PADA SUATU SIANG,

DI AKHIR BULAN MEI 2009,

DI SUATU TEMPAT DI JAKARTA

Oleh : Ratmaya Urip*)

Setelah terbang selama lebih kurang 25 menit di ketinggian 14.000 kaki dari Bandara Raden Inten II, Bandar Lampung, maka dengan goncangan yang cukup mengecutkan nyali, pesawat udara yang aku tumpangi mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Meski jaraknya cukup dekat, namun penerbangan yang aku alami adalah penerbangan yang tidak membuatku nyaman, mengingat kami harus menyusur badai dengan julatan kilat yang tiada henti-hentinya menerpa pesawat terbang yang aku naiki. Alhamdulillah, deraan batin yang berbuah pada kekhawatiran selama penerbangan akhirnya berakhir. Padahal ketika tiba-tiba pesawat tadi meluncur turun dengan sangat tajam, atau malah lebih tepat kalau disebut “jatuh” (dengan tanda petik, karena jatuh dalam arti kiasan, bukan dalam arti harfiah) karena turunnya vertikal dan secara tiba-tiba, meski hanya turun beberapa meter, telah membuat sebagian penumpang menjerit...! Sementara meskipun tidak mengeluarkan pekikan, jantungku rasanya hampir copot. Perubahan ketinggian pesawat secara tiba-tiba telah membuat jantung berdenyut melebihi detak jantung jika kita naik ‘halilintar”, “kora-kora” atau “roller coaster” di Ancol dan Disneyland, atau London Eye di tepian Thames River.

Hujan dahsyat di penghujung akhir bulan Mei di atas Selat Sunda kali ini dapat disebut sebagai “udan salah mongso” (hujan salah musim), mengingat seharusnya musim kemarau sudah harus eksis, tidak direcoki oleh hujan lagi. Ya, nampaknya ramalan cuaca yang diedarkan Badan Metereologi dan Geofisika bahwa musim hujan akan tanduk (Note : Bahasa Jawa, yang artinya nambah atau extend), nampaknya telah menjadi kenyataan.

Hampir 2 (dua) minggu ini aku berada di Propinsi Lampung, menjelajah dari pelosok ke pelosok untuk survey potensi pertambangan yang ada di wilayah tersebut, atas permintaan dari client. Khususnya potensi tambang bijih besi, mangaan, galena, zeolith, calcium dan batu bara. Tidak seluruh wilayah sempat kami sentuh, hanya berhasil menggarap Kabupaten-kabupaten Pesawaran, Pringsurat, Tanggamus, Lampung Selatan, dan Lampung Barat. Hal itu mengingat waktu yang sangat sempit. Di survey-survey berikutnya aku berharap lebih banyak Kabupaten yang dapat aku garap.

Lampung dikenal dengan Sang Bumi Ruwa Jurai atau Bumi yang Dua dalam Satu Kesatuan, yang juga dikenal karena Tapis Lampung-nya. Tentang petualangan di pelosok-pelosok Propinsi Lampung, di belantara kebun kopi, coklat, karet, lada, pisang dan di lokasi-lokasi hutan yang memiliki potensi tambang bijih besi, mangaan, galena, zeolith, calcium dan batu bara, serta keindahan ragawi gadis-gadis Lampung yang sangat prima, dengan kulitnya yang kuning bersih, wajah mendekati sempurna, tubuh sintal nan menjulang, serta keramahan yang khas, akan diceritakan secara tersendiri dengan judul-judul berbeda di milis dan atau blog ini. Terima kasih kepada kawan-kawan Pengurus Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA-Indonesia) Cabang Bandar Lampung, yang telah dengan tulus menemani dan memberi informasi yang sangat berharga, khususnya kepada konglomerat Lampung yaitu Bpk Toni, serta Ibu Nina, dan Ibu Beby. Sementata karena Prof. Satria Bangsawan sangat sibuk sejak menjabat sebagai Pembantu Rektor di Unila, maka sengaja aku tidak mengontak beliau, karena takut mengganggu. Namun demikian salam untuk Prof. Satria Bangsawan. Juga maaf, tidak mengontak Bapak. Pertemuan terakhirku dengan beliau adalah ketika Munas AMA di Batam medio Mei 2007, jadi sudah 2 (dua) tahun ini aku tidak ketemu beliau.

Survey kali ini adalah yang kedua kalinya di tahun ini. Survey pertama aku lakukan sebulan yang lalu, atau tepatnya di akhir bulan April 2009, selama 7 (tujuh) hari. Waktu bulan April 2009 tersebut aku hanya mengumpulkan data sekunder sebagai mata air atau awal aktifitas, sementara survey akhir bulan Mei 2009 ini aku mulai mengumpulkan data primer, dengan melakukan pengeboran-pengeboran geologis & pertambangan secara langsung, serta survey data primer pendukung lainnya, sebagai explorasi awal, untuk kepentingan exploitasi, jika memang secara ekonomis menguntungkan.

Jam sudah menunjukkan angka 20.00 WIB ketika aku keluar dari terminal kedatangan Bandara Soekrno-Hatta.

(Tulisan ini masih dalam tahap penyuntingan)


Tidak ada komentar: